MELAWINEWS.COM, SINTANG-Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH menerima kunjungan lembaga Langkau Onet bersama Erick Est di kediamannya, Rumah Kopi di Desa Kebong Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang, Senin (14/9/2020) sore.
“Untuk menjaga keberadaan adat budaya, kita perlu milenial yang miliki peminatan terhadap budaya itu sendiri dan pemilihan medium yang tepat dalam menyampaikannya. Sehingga keberadaan budaya ini akan terus bertahan lama. Film itu salah satu media yang sangat dekat dengan anak muda, saya berharap film tentang Semengat Padi ini akan sukses,” kata dr. Jarot.
Jarot mengajak kepada masyarakat untuk mengurangi secara signifikan perekonomian ekstraktif yang mengambil langsung dari alam. Perlindungan alam itu kita wujudkan dalam berbagai peraturan pemerintah, salah satunya Peraturna Bupati mengenai berladang berbasis kearifan lokal, di situ diberikan aturan jelas mengenai pembakaran untuk ladang secara terbatas dan terkendali.
“Kita juga sebagai anggota LKTL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari) sudah menetapkan batasan untuk konsesi perkebunan sawit dan amortisasi untuk industri pertambangan di Sintang supaya konsep pembangunan berkelanjutan itu dapat terwujud,” tambahnya.
Kunjungan ini dalam rangka pengambilan gambar untuk produksi film dokumenter “Ngamik Semengat Padi” yang dilakukan oleh Lembaga Langkau Onet. Langkau Onet, sebuah organisasi lokal di Sintang yang bergerak di bidang sosial, budaya dan lingkungan. Lembaga ini menggandeng sutradara Erick Est untuk menggarap film tersebut.
Erick Est, pemilik rumah produksi Estmovie yang berpusat di Bali itu mengungkapkan rasa senangnya bisa bertandang ke Sintang. Ia menggerjakan syuting di replika betang di Desa Pakak Kecamatan Kayan Hilir selama 3 hari kemudian melanjutkan di Sintang Kota 2 hari.
“Kita barus saja pulang dari Desa Pakak di Kecamatan Kayan Hilir untuk syuting Ngamik Semengat Padi, tentang roh padi yang diyakini oleh masyarakat Dayak. Saya sangat senang melihat budaya ini masih ada, dan saya terlibat dalam mendokumentasikannya. Ini suatu kebanggaan tersendiri untuk saya. Saya harap proses pengarsipan budaya seperti ini bisa dilakukan lebih banyak anak muda lagi di Sintang, di Kalimantan,” kata Erick.
“Tadi saya ada memvideokan wawancara kita dengan pak Bupati tentang budaya ini, bahwa kita cukup prihatin lho dengan kondisi saat ini dengan ada pergeseran cara hidup yang terjadi di masyarakat. Kita ngomoning padi itu artinya kita juga mebicarakan soal membuka lahan, berladang. Percuma kamu punya adat tapi kamu nggak bisa lagi tanam padi. Gimana caranya kamu membikin Gawai Ngamik Semengat Padi sementara kamu nggak pernah menanam padi lagi. Dari papran beliau tadi sudah terlihatlah bahwa pemerintah Sintang sangat support untuk melestarikan lingkungan dan Budaya di Sintang ini,” tambahnya.
Marlensia Emy, selaku ketua Langkau Onet menyebutkan bahwa pihaknya mengerjakan film dokumenter ini sebagai bagian dari program Fasilitasi Bidang Kebudayaan yang diberikan oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Kita senang bisa diberi kepercayaan sebesar ini dari pusat dan disupport juga oleh pemerintah daerah. Kita bahagia karna menjadi bagian dari proses penting menjaga kelestarian budaya kita sendiri. Sebagai anak muda, bisa berkarya di tanah kita sendiri dan bagi masyarakat kita sendiri itu sangat menyenangkan. Buat teman-teman, anak muda Sintang, mari bicara lewat karya,” kata Emy yang juga akrab di sapa Mamak Onet ini