Momen Grebeg Suro, Gunungan Hasil Bumi Jadi Rebutan Warga

oleh -160 views
Rebutan hasil bumi yang memang dipersembahkan untuk masyarakat ini berlangsung seru, karena warga yang berebut ingin mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya yang diyakini membawa berkah

MELAWINEWS.COM, NANGA PINOH – Masyarakat Suku Jawa khususnya yang berada di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat, begitu antusias menyaksikan seluruh rangkaian Grebeg Suro 2024, yang di pusatkan di halaman Kantor Disdukcapil Melawi, Sabtu (27/7/2024).

Grebeg Suro tersebut merupakan gelaran Paguyuban Jawa Kalimantan Barat (PJKB) Melawi, dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah atau 1 Suro berdasarkan penanggalan kalender Jawa.

Berbagai acara dikemas dalam kegiatan itu diantaranya kirab atau pawai hasil bumi dan budaya tradisional diiringi barisan kendaraan roda empat dan berjalan kaki, mengambil rute dari halaman Kantor Disdukcapil memasuki Jalan Protokol Kota Nanga Pinoh dan kembali finish ke halaman Kantor Disdukcapil.

Selain itu, ada juga tarian seni dan budaya yang dipersembahkan sanggar-sanggar di daerah itu hingga atraksi kuda lumping dan berbagai kegiatan tradisional menarik lainnya. Bahkan ada 100 tumpeng nasi kuning yang disajikan untuk disantap bersama.

Usai gelaran acara inti Grebeg Suro ini, saat diumumkan panitia terlihat masyarakat tak sabar dengan langsung menyerbu gunungan hasil bumi berupa makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan yang sebelumnya dikirab.

Rebutan hasil bumi yang memang dipersembahkan untuk masyarakat ini berlangsung seru, karena warga yang berebut ingin mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya yang diyakini membawa berkah.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Setda Melawi, Oslan Junaidi mewakil Bupati Melawi saat membuka kegiatan Grebeg Suro mengungkapkan momentum seperti ini sejalan dengan moto Pemkab Melawi, yaitu hidup rukun harmonis dalam keberagaman.

“Saya juga berharap dengan perayaan Grebeg Suro 2024 ini, kita semua makin bersemangat dalam implementasinya membina, mengembangkan dan melestarikan budaya tradisional Jawa di tengah-tengah kemajemukan masyarakat,” ujarnya.

Dikatakan, Grebg Suro ini merupakan media potensial untuk menumbuhkan penghargaan terhadap perbedaan seni dan budaya, memperkaya keanekaragaman adat dan budaya, serta memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Melawi.

Dikesempatan itu, Ia mengajak keluarga besar PJKB Melawi dan seluruh komponen masyarakat lainnya untuk bersatu padu menyamakan derap langkah dengan menatap ke depan, membangun Melawi yang adil, pantas, hebat, yang berlandaskan gotong royong serta harmonis dalam keberagaman.

Ketua PJKB Melawi, Teguh Hadi Santoso, dalam sambutannya mengatakan Grebeg Suro dilaksanakan dalam rangka merayakan syukuran Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, sekaligus memelihara seni budaya dan adat istiadat Jawa.

Teguh menuturkan, Grebeg Suro melalui PJKB adalah sebuah rangkaian kegiatan sudah menjadi event tahunan di Melawi, tujuannya antara lain sebagai ucapan syukur atas limpahan Rahmat yang diberikan Allah SWT.

Momen Grebeg Suro tahun ini, lanjut Teguh, dilaksanakan secara swadaya melalui bantuan masyarakat Jawa yang ada di Melawi, tanpa bantuan pihak lain.

Teguh menjelaskan, Ormas Paguyuban Jawa ini sudah 20 tahun lahir di Melawi dan menjalankan berbagai agenda yang berhubungan dengan pelestarian budaya tradisional hingga acara bernuansa agama.

Dikatakan Ormas ini selain wadah silaturahmi bagi warga Jawa khususnya, juga sebagai bentuk pelestarian seni budaya dan adat istiadat melalui nilai-nilai warisan leluhur, sehingga tidak tergerus dengan kemajuan zaman.

Sesepuh Jawa Melawi, Panji, yang hadir pada momen Grebeg Suro tersebut mengatakan, bahwa Grebeg Suro menjadi kesempatan untuk mengangkat martabat budaya Jawa secara lokal.

“Grebeg Suro telah menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya Jawa. Semua acara ini dilaksanakan dengan kemandirian, saya bangga tidak ketergantungan dengan pihak lain,” ujar Panji saat menyampaikan sambutannya.

Menurut Panji, event Grebeg Suro ini bisa menaikkan kelas kebudayaan Jawa di mata dunia dengan berbagai acara pendukung.