Hal ini disampaikan langsung dua anak korban yakni Dewi dan Ayang. Dari pengakuan keduanya sang ibu selama ini hanya dirawat di Melawi saja.
“Tidak pernah ke Malaysia atau ke kucing. Hanya dikampung saja (Desa Senempak). Itu tidak benar kalau berobat ke kucing,” katanya.
Pernyataan keduanya yang banyak beredar melalui jejaring media sosial ini mengungkapkan pasien ini baru berobat dengan kondisi darurat baru-baru ini. Selama ini sang ibu hanya dirawat dikampung. Penyakit jantung serta paru paru yang diderita sudah belasan tahun.
“Karena tidak ada spesialis jantung di Melawi, kemudian diminta dirujuk ke Pontianak. Ke Pontianak baru datang tadi malam,” katanya.
Keduanya juga menyatakan tak mengetahui sama sekali bila ibu mereka dinyatakan positif Covid-19. Keluarga hanya mengetahui ibu mereka menderita jantung.
“Keluarga membantah karena tidak pernah kemana mana, selain di Nanga Pinoh,” ujar warga desa Senempak ini.
Sementara itu, anggota DPRD Melawi, Widya Rima juga meluruskan adanya informasi terkait rumah pasien ini berada di belakang rumahhnya itu tidak benar. Namun, memang rumah keluarga tersebut berada di desa Kenual.
“Sekarang sedang diarahkan untuk pengecekan pada keluarga pasien ini yang sudah kontak untuk segera memeriksakan diri secepatnya serta melakukan isolasi diri. Begitupula bagi Pj Kades Kenual serta jajaran aparat bisa melakukan pendataan dini,” katanya.
Legislator PKS ini juga meminta kewaspadaan masyarakat atas hasil rapid tes pada warga Melawi yang ternyata reaktif. Artinya, bisa saja muncul Orang Tanpa Gejala (OTG) di Melawi. Saat ini, siapapun warga Melawi yang baru tiba dari daerah transmisi Corona agar sadar untuk melakukan karantina mandiri.
“Kemudian kami berharap agar masyarakat Melawi bisa bersama memberikan motivasi dan semangat pada pasien dan keluarga ini. Jangan sampai hilang rasa kemanusiaan. Jangan kucilkan mereka,” pesannya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Melawi, dr Ahmad Jawahir mengakui ada kekeliruan terkait tracing riwayat perjalanan yang bersangkutan. Namun, menurut dr Ahmad yang harus menjadi perhatian serius yakni hasil akhir dengan rapid test reaktif.
“Dari data kami juga banyak ODP yakni orang yang tiba dari daerah tranmisi lokal Covid-19 yang masuk ke Melawi. Artinya ini menjadi potensi penyebaran virus Corona,” ujarnya.
Dinkes sendiri memulai langkah pengecekan bagi orang atau keluarga dekat pasien yang kini dikategorikan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Salah satunya dengan melakukan rapid test pada mereka yang bersama pasien atau pernah bertemu.