MELAWINEWS.COM, MELAWI – Pecah kongsi atau bercerai sudah tergambar dalam Pilkada Melawi 2024. Duet H. Dadi Sunarya Usfa Yursa dan Kluisen pun dipastikan tak lagi bersama. Padahal sudah hampir empat tahun mereka bekerja sama sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Memang dalam politik tidak ada persahabatan ataupun permusuhan abadi. Yang ada adalah kepentingan yang abadi. Seperti itulah yang terjadi dalam penyelenggaraan Pilkada Melawi 2024, lantaran bupati dan wakil bupati harus berpisah dan bersaing memperebutkan kursi kepala daerah.
Melihat fenomena ini, kini suhu politik di Kabupaten Melawi kian memanas. Pecah kongsi dua tokoh ini pun semakin terbuka.
Bukti pecah kongsi pasangan ini juga ditandai dengan pengembalian formulir melalui penjaringan di sejumlah Parpol. Sang petahana Dadi Sunarya Usfa Yursa dipastikan maju sebagai petahana, sedangkan Kluisen juga maju berharap keberuntungan menjadi orang nomor satu di daerah itu.
Keputusan petahana tidak lanjut bersama dengan Kluisen juga dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya lantaran Kluisen ikut bertarung mencalonkan bakal calon bupati. Selain itu, petahana mencari suasana baru dengan menggandeng wakil bupati yang baru.
Ditengah ramainya perbincangan isu perpecahan antara bupati dan wakil bupati, Bupati Dadi mengatakan jika politik itu sangat dinamis dan sewaktu-waktu bisa berubah, bisa ia dan bisa tidak.
“Karena terbilang dinamis dan harmonis, saya belum bisa memastikan siapa yang akan menjadi wakil saya untuk maju pada pilkada 2024 nanti,” ujar Bupati Dadi ke media ini, Selasa (30/4/2024).
Saat ditanya terkait dengan sejumlah bakal calon wakil bupati yang bermunculan dan sudah mengembalikan formulir penjaringan, Dadi tidak mempermasalahkan hal itu karena justru hal itu menandakan demokrasi yang baik dan hidup di Kabupaten Melawi.
Terkait dengan siapa calon wakil bupati yang akan mendampingi dirinya pada pilkada 2024 ini, Dadi mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan koalisi nanti.
“Yang pasti sampai hari ini wakil saya masih Pak Kluisen secara undang-undang yang sah periode 2020-2024. Untuk jabatan wakil pada Periode 2024-2029 masih tahap penjaringan,” imbuhnya.
Dadi menyebutkan, jika dirinya masih tetap harmonis dengan wakilnya. Dikatakan, proses pencalonan di Pilkada tak akan mengganggu konsentrasi mengurus pelayanan dan pemerintahan.
“Siapapun pasti mau jadi bupati itu hak semua warga negara.Tidak ada masalah itulah demokrasi, hingga saat ini saya akur dengan wabup, kami mau selesaikan periode ini dengan baik,” tuturnya.
Dadi pun memastikan bahwa PAN dengan PDIP masih tetap berkoalisi di Pilkada nanti dan sebagai wakil bupati juga dipastikan kader PDIP. Namun Dadi enggan menyebut siapa nama kader PDIP yang menjadi wakilnya.
“Kita masih tetap berkoalisi dengan PDIP, karena sya sudah melakukan komunikasi dengan jajaran PDIP di tingkat Provinsi dan DPP. Masalah finalisasinya semuanya kita tunggu rekom keputusan partai,” paparnya.
Ia pun belum bisa memastikan siapa nama yang menjadi wakilnya tersebut, sembari menunggu rekomendasi keputusan partai. “Yang pasti kader PDIP lah,” ungkap Dadi.
Diketahui ada dua kader PDIP yang sudah mengembalikan formulir penjaringan ke sejumlah Parpol yang menyatakan maju sebagai bakal calon wakil bupati di Pilkada Melawi 2024 yakni Malin dan Yoseph Fery Chin.
Malin merupakan mantan Anggota DPRD Melawi tiga periode, saat ini menjabat sebagai salah satu pengurus PDIP Provinsi Kalbar dan Yoseph Fery Chin alias Afat sebagai Anggota DPRD Melawi aktif saat ini.
Perubahan peta politik bisa saja terjadi jauh dari yang diprediksikan, lantaran Pilkada masih tergolong lama beberapa bulan kedepan.
Sejak daerah ini dimekarkan dari Kabupaten Sintang, dari periode pertama menjadi wakil bupati misalnya, memutuskan pecah kongsi, karena memilih maju sebagai bupati.
Fenomena kembali maju bersama-sama pada periode pertama dilanjutkan periode kedua itu tidak pernah terjadi di Kabupaten Melawi.
Kemudian pertempuran helat Pilkada Melawi sebelum-sebelumnya, kemenangan selalu diraih wakil bupati yang maju menjadi bupati. “Kata orang di warung kopi sebagai isyarat kode alam”.