MELAWINEWS.COM, Melawi – Ratusan warga Desa Manggala Kecamatan Pinoh Selatan menggelar aksi demo di Gudang Pabrik PT Lahan Cakrawala, Senin (6/11). Aksi masyarakat ini dilakukan menuntut kepastian pengelolaan lahan oleh perusahaan yang sudah puluhan tahun tanpa kejelasan.
Aksi yang dilakukan warga dengan menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pihak perusahaan. Langkah ini dilakukan setelah beberapa kali pertemuan bersama masyarakat, tidak ada tindaklanjutnya. Padahal dalam beberapa kali pertemuan dengan perwakilan masyarakat, PT Lahan Cakrawala berjanji akan membuka kembali perusahaan HTI yang bergerak di sektor perkebunan karet ini.
“Sudah kurang lebih 7 bulan belum ada kejelasan dan kepastian dari pihak perusahaan kapan mulai beroperasi kembali,” ujar Satiman AS, Perwakilan masyarakat Desa Manggala yg juga Tokoh masyarakat Manggala.
Satiman menerangkan, ketidakjelasan ini membuat masyarakat Manggala bersama pihak perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh adat melakukan aksi damai untuk meminta kejelasan dari pihak perusahaan.
“Jika tidak ada kejelasan maka diberikan waktu paling lambat kepada pihak perusahaan sampai dengan 30 November 2023, maka tanah perusahaan tersebut yang dari dulu status lahannya pinjam pakai pihak perusahaan Lahan Cakrawala dari para orang tua pendahulu warga Kampung Omang Desa Manggala akan kembali diambil alih dan kelola kembali oleh masyarakat,” katanya.
Satiman menyatakan, pengambilalihan lahan tersebut agar lahan yang tidak ada aktivitas oleh perusahaan bisa bermanfaat bagi warga masyarakat desa Manggala tanpa terkecuali.
“Kami seluruh warga masyarakat Manggala menunggu kepastian dan kejelasan secepatnya respon dari pimpinan perusahaan yg menaungi PT. Lahan Cakrawala tersebut, ” katanya.
Ditambahkan Satiman, untuk sementara waktu sampai batas 30 November 2023 akses jalan menuju gudang perusahan warga masyarakat tutup dengan memagar jalan sampai ada respon segera oleh pihak perusahaan.
Beberapa tuntutan masyarakat kepada PT Lahan Cakrawala di antaranya meminta draf MoU atau kerjasama terkait kemitraan antara masyarakat dan perusahaan yang telah disepakati sebelumnya, bila kembali beroperasi agar mengutamakan warga setempat, komoditas yang ditanam adalah tanaman karet, meminta perusahaan menghentikannya aktivitas sementara sampai adanya kesepakatan lebih lanjut.