MELAWINEWS COM, NANGA PINOH – Ratusan warga tumpah ruah menyaksikan budaya Festival Rembulan gelaran Majelis Adat Budaya Tionghua (MABT) Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, di komplek Gedung MABT Kabupaten Melawi di Kota Nanga Pinoh, Sabtu (10/09/2022) malam.
Budaya Festival Rembulan atau Festival Pertengahan Musim Gugur yang juga biasa disebut Festival Kue Bulan ini merupakan perayaan terbesar kedua bagi masyarakat Tionghoa, setelah tahun baru Imlek. Festival ini jatuh setiap tanggal 15 bulan ke-8 pada kalender tradisional China.
Pagelaran festival tersebut dimeriahkan artis dari Surabaya, LINGLING dan artis-artis lokal. Turut hadir antara lain Bupati Melawi H. Dadi Sunarya Usfa Yursa, Kapolres Melawi AKBP Sigit Eliyanto Nurharjanto, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Melawi Hendegi Januardi Usfa Yursa, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Melawi Yusseno, Asisten III Bupati Melawi H. Joko Wahyono, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat Suryanto Tanjung dan Ritaudin.
Ketua MABT Kabupaten Melawi, Taufik, mengungkapkan, Festival Rembulan yang sempat ditiadakan akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir kembali digelar secara terbuka tahun 2022 ini.
Taufik menyampaikan, dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat, selain Singkawang, hanya Kabupaten Melawi yang merayakan Festival Rembulan tahun ini.
Lebih lanjut dikatakan Taufik, gelaran Festival Rembulan tersebut bertujuan selain memberikan hiburan khususnya kepada masyarakat Tionghua, juga sebagai pelestarian budaya.
Taufik, yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Melawi ini berharap, pada perayaan Festival Kue Bulan ini semakin banyak generasi muda Tionghua yang mau peduli dan melestarikan budaya, khususnya di Kabupaten Melawi.
Ditambahkan, pada bulan Desember 2022 mendatang, Kabupaten Melawi sebagai tuan rumah pelaksanaan lomba Barongsai Tingkat Provinsi Kalimantan Barat.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Melawi H. Dadi Sunarya Usfa Yursa, dalam sambutannya menyampaikan, perayaan Festival Rembulan ini senantiasa dinantikan oleh masyarakat etnis Tionghoa. Perayaan yang telah tumbuh, berkembang, dan mengakar menjadi kekayaan budaya lokal.
“Perayaan ini juga sebagai wadah kita semua untuk saling bersilaturahmi, memupuk kebersamaan antara masyarakat etnis Tionghoa dan masyarakat etnis lainnya,” ujar Bupati Dadi.
Dikesempatan itu, bupati berharap, melalui perayaan ini, semakin memperkuat persatuan, kebersamaan, dan kekeluargaan antar masyarakat di Kabupaten Melawi, karena perayaan ini bukan hanya sekedar budaya Tionghoa yang dimiliki secara turun temurun, melainkan juga terdapat pesan penting di dalamnya yaitu kebhinnekaan dan persaudaraan.
“Keberagaman yang ada hendaknya dijadikan modal untuk membangun masyarakat yang cinta damai, bertoleransi, serta sikap gotong royong membangun Kabupaten Melawi yang adil, pantas, hebat, yang berlandaskan gotong royong serta harmonis dalam keberagaman,” pungkasnya.