MELAWINEWS.COM, Melawi – Bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor masih berpotensi terjadi di kabupaten Melawi di penghujung tahun 2021 hingga awal 2022. Curah hujan menengah hingga tinggi diprediksi terjadi pada Desember hingga Januari.
Hal tersebut disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh-Melawi, Rully Affandi saat coffe morning yang digelar di kantornya, Rabu (24/11) pagi.
Dalam paparannya, Rully mengungkapkan curah hujan masuk kategori menengah pada akhir 2021 dengan intensitas 200-300 mm/bulan. Namun pada awal tahun 2022, intensitas hujan diprediksi meningkat menjadi 200-400 mm dengan prakiraan curah hujan tinggi di wilayah Menukung dan Ella Hilir.
“Untuk November ini sendiri masuk kategori menengah dan tinggi, dan implikasinya terjadi kebencanaan seperti banjir kiriman. Untuk awal tahun, masih tidak jauh beda, posisinya masih antara menengah dan tinggi dan wilayah hulu kita konsentrasikan karena ada peningkatan dari menengah ke tinggi,” ujarnya.
Rully menerangkan, banjir di wilayah Melawi termasuk Sintang rata-rata kiriman dari kecamatan hulu di sepanjang Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Khusus Januari, peningkatan intensitas curah hujan berada di sepanjang wilayah Ella, Menukung.
“BMKG berbicara keilmuan dan hasil analisis berdasarkan data. Hanya tentu kita berharap tidak terjadi bencana. Prediksi ini sendiri menjadi semacam peringatan bagi kita agar lebih siap. Dan ada potensi terjadinya banjir di penghujung hingga awal tahun,” ungkapnya.
Rully dalam coffe morning ini menyampaikan perlu ada kesiapsiagaan dan upaya mitigasi dari stakeholder terkait bencana hidrometeorologi.
“Kita harapkan ada respon lanjutan dari pemerintah daerah, instansi dibawahnya maupun TNI Polri atas isu yang kita sampaikan terkait potensi tadi. Bagaimana menanggapi informasi dari BMKG ini,” katanya.
Wakil Bupati Melawi, Kluisen yang hadir dalam coffe morning tersebut turut berharap informasi cuaca yang disampaikan BMKG melalui stasiun meteorologi Nanga Pinoh disebarluaskan agar masyarakat turut mengetahui perkembangan cuaca dan curah hujan sehingga memiliki kesiapan menghadapi potensi bencana banjir.
“Masyarakat jangan sampai tak tahu, karena masyarakat banyak tinggal di tepian bukit maupun sungai. Dengan prediksi curah hujan dengan kategori menengah dan tinggi, masyarakat harus bersiap terjadinya banjir. Jangan sampai tengah tertidur lelap, tidak tahu banjir telah melanda,” katanya.