MELAWINEWS.COM, NANGA PINOH – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar), melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab Melawi) menyalurkan bantuan beras bagi warga miskin terdampak Virus Corona (Covid-19).
Bantuan beras tersebut disalurkan ke seluruh desa di 11 kecamatan total 393,600 Kg untuk 19.680 Kepala Keluarga (KK) miskin masing-masing 20 Kg/KK.
Selain itu, Pemkab Melawi sendiri juga akan menyalurkan bantuan beras sebanyak 200 ton kepada warga yang membutuhkan terdampak Covid-19 itu.
Tidak hanya bantuan beras yang sudah diterima warga miskin atau warga tidak mampu di Kabupaten Melawi imbas dari pencegahan wabah Covid-19, berbagai komunitas, organisasi kemasyarakatan, lembaga dan instansi juga telah menyalurkan berbagai bantuan, diantaranya sembako.
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pemprov Kalbar asal Kabupaten Melawi, H. Amri Kalam, SH.,MH, sangat mendukung dan mengapresiasi penuh kebijakan berbagai bantuan yang tersalur ke masyarakat, karena pandemi Covid-19 ini dirasakan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat, utamanya masyarakat yang tergolong kurang mampu atau miskin. Lantaran, mereka menjalankan imbauan untuk tetap berada di rumah mencegah penyebaran virus Corona ganas itu.
Namun, hal terpenting, kata Amri Kalam, proses pendistribusian atau penyalurannya bantuan harus benar-benar tepat sasaran. Yakni, bagi warga tidak mampu yang terdampak Covid-19.
Ia menyarankan, agar Pemerintah Desa melalui Ketua RT dan Kepala Dusun benar-benar mendata warganya yang memang membutuhkan bantuan.
“Dengan demikian, niat baik bagi yang memberi juga bernilai pahala dan yang menerimanya juga dengan hati senang. Jangan sampai menimbulkan fitnah, sebab penyaluran tidak tepat sasaran,” kata Amri Kalam, Sabtu (11/4).
Lanjutnya, pemerintah dan siapa pun penyalur bantuan lainnya, harus jeli dan melakukan pendataan dengan benar. Agar bantuan itu, sampai di tangan masyarakat yang memang benar-bebar membutuhkan.
Di samping itu, Ia juga menyarankan, bagi instansi pemerintah, dermawan, lembaga, organisasi dan lain sebagainya, jika menyalurkan bantuan supaya bisa secara terkoordinir dengan menghubungi Ketua RT dan Kepala Dusun di desa untuk memastikan warga yang berhak menerima.
“Jangan dengan pola penyaluran spontanitas yang akhirnya bisa menimbulkan masalah sosial, yaitu ada yang dapat dan ada yang tidak dapat bagi warga miskin, sedangkan warga tergolong mampu malah menerima bantuan,” ujarnya.
Amri mengungkapkan, banyak warga, seperti petani dan pekerja harian saat ini tidak bisa bekerja efektif akibat pandemi virus mematikan tersebut, sehingga membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan.
“Mereka itu yang harus benar-benar mendapat perhatian. Berbeda dengan warga yang berprofesi sebagai pegawai, karyawan dan profesi yang mempunyai gaji tetap,” tuturnya.
Ia mengajak agar seluruh lapisan masyarakat untuk selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar musibah pandemi Covid-19 ini cepat berakhir.