MELAWINEWS.COM, NANGA PINOH – Vaksinasi Merdeka Anak secara resmi mulai digelar di Melawi, Jumat (7/1). Vaksinasi yang menyasar anak usia 6-11 tahun dapat berjalan karena Melawi satu-satunya kabupaten di Kalbar yang memenuhi syarat capaian vaksinasi.
23.678 anak usia sekolah dasar ini menjadi sasaran vaksinasi yang bakal digelar langsung di sekolah.
Putra pasangan suami istri Ketua DPRD Melawi dan Kepala Dinas Kesehatan Melawi, menjadi sasaran anak pertama sebagai penerima suntikan vaksinasi Covid-19 di lingkungan SDN 06 Nanga Pinoh.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Melawi, Ahmad Jawahir saat launching Vaksinasi Merdeka Anak di SDN 06 Nanga Pinoh, Jumat (7/1) menerangkan vaksinasi untuk anak usia 6 -11 tahun dilakukan karena Melawi merupakan satu satunya kabupaten yang telah memenuhi syarat untuk melaksanakan vaksinasi bagi anak berdasarkan capaian vaksinasi berdasarkan NIK KTP
“Secara riil, pada 7 Januari, vaksinasi pertama bagi warga ber-KTP Melawi 97,03 persen. Vaksinasi kedua 55,48 persen. Artinya 76,86 persen rata rata keseluruhan vaksinasi,” paparnya.
Ahmad menerangkan target vaksinasi sebanyak 23.678 jiwa bagi anak usia 6-11 tahun. Dengan dukungan Pemda dan Provinsi, pihaknya juga tidak khawatir dengan ketersediaan stok vaksin.
“Bila habis tinggal ambil stok vaksin di provinsi. Diharapkan dalam tiga minggu bisa tercapai,” katanya.
Ahmad Jawahir juga menyampaikan pelaksanaan vaksinasi akan digelar langsung di sekolah-sekolah. Dimana petugas kesehatan atau vaksinator datang langsung ke sekolah.
“Perlu peran serta bapak ibu guru untuk memotivasi anak didik dan orang tuanya agar bersedia di vaksin,” ucapnya.
Wakil Bupati Melawi, Kluisen dalam launching menyampaikan apresiasi pada satgas Covid-19 dan Instansi terkait yang mendukung Vaksinasi Merdeka Anak 6-11 tahun.
“Percepatan vaksinasi pada anak sesuai instruksi presiden yang ingin anak Indonesia mendapat perlindungan dari ancaman Covid,” ujarnya.
Kluisen mengatakan vaksinasi bagi anak merupakan wujud komitmen dan tanggung jawab Pemda dalam penanganan Covid-19 serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan melindungi anak. Apalagi sekarang telah menyebar varian baru Omicron yang telah menjangkit di ratusan negara.
“Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dibuka 100 persen. Sehingga percepatan vaksin wajib dilakukan untuk melindungi anak anak kita,” katanya.
Walau PTM telah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, Kluisen mengatakan, orang tua tetap khawatir dengan penyebaran virus dan timbulnya kluster di sekolah. Sementara, hampir 2 tahun pandemi anak anak kehilangan pembelajaran akibat pembelajaran daring.
“Kita harus memastikan pembelajaran tatap muka berjalan lancar dan anak anak terlindungi dari Covid-19 karena sudah divaksin. Guru diminta mensosialisasikan pentingnya vaksinasi bagi anak dan orang tua murid bisa ikut membawa anak untuk mensukseskan vaksinasi Covid-19,” ujarnya.
Kluisen mengimbau orang tua agar sebelum anak mendapatkan vaksinasi, memastikan anak sudah sarapan dan minum cukup air putih serta beristirahat yang cukup.
“Vaksinasi menjadi ikhtiar kita untuk melindungi masyarakat termasuk anak anak. Vaksinasi tidak membuat orang terbebas total dari virus Covid-19 namun tetap diiring disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan,” pesannya.