Kitab Kuning di MA Baitulmal Pancasila

oleh -291 views

Pembelajaran bahasa Arab merupakan kunci utama dari semua pelajaran agama Islam, khususnya dalam mempelajari kita kuning yang kebanyakan menggunakan bahasa ataupun beraksara Arab sebagai rujukan untuk memahami agama.
Bagi umat islam bahasa Arab dan kitab suci Al-Quran merupakan dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain, karena bahasa dalam Al-Quran adalah bahasa Arab. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah yang memiliki makna “Dan demikianlah kami wahyukan (Al-Quran) kepadamu dalam bahasa Arab”.

Sehingga jika ingin mempelajari isi kandungan dalam Al-Quran, umat islam dituntut untuk memahamai bahasa Arab dengan baik dan benar. Dalam pembelajarannya bahasa Arab harus menggunakan metode yang tepat dan pengajar yang berkompeten dalam bidang pelajaran tersebut, sebab bahasa Arab akan menjadi suatu momok yang menakutkan bagi pelajar apabila guru dalam mengajar menggunakan metode yang kurang tepat ataupun guru tersebut tidak memiliki kompetensi dalam bahasa Arab.

Di Yayasan Baitulmal Pancasila Nanga Pinoh dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab ada beberapa metode yang digunakan oleh guru bahasa Arab sebagai bentuk suatu upaya yang dilakukan guna menumbuhkan pemahaman isi kitab kuning.

Metode pembelajaran kitab kuning yang dipakai sebagai rujukan dalam pembelajaran Agama Islam di Yayasan Baitulmal Pancasila Nanga Pinoh, diantaranya adalah:

1) Metode Tazwidul Mufrodat
Metode Tazwidul Mufrodat adalah suatu metode dimana pelajar dituntut untuk menambah perbendaharaan kata secara bertahap, metode ini menggunakan cara hafalan, apabila metode ini dilaksanakan secara konsisten, maka pelajar sudah dapat menguasai seperempat dari pembelajaran bahasa arab. Seperti halnya pembelajaran bahasa Arab di Yayasan Baitulmal Pancasila Nanga Pinoh yang menerapkan metode ini, sebagaimana yang dikemukakan oleh Guru bahasa Arab di yayasan ini yaitu ustadz Kamaludin Umar, S.Pd.I, menyatakan bahwa “Metode Mufradat dilaksanakan setiap pembelajaran bahasa arab dimana siswa dituntut untuk menghafal kosakata yangada pada teks cerita, cerita tersebut adalah cerita yang terdapat pada materi dibuku, kemudian diberlakukan setoran hafalan disetiap dua minggu sekali”.

2) Metode Muthala’ah
Metode ini adalah metode membaca, dimana pelajar dituntut untuk membaca cerita dan mentelaah cerita yang dibaca. Metode ini berguna untuk melancarkan kemampuan pelajar dalam membaca. Sebagaimana pernyataan berikut bahwa “Saat kegiatan pembalajaran bahasa Arab guru menerapkan metode Muthala’ah, dimana satu pelajar membaca cerita dalam bahasa Arab di depan kelas, dan setelah itu dibahas oleh semua pelajar di kelas dan metode ini diterapkan setiap memasuki bab baru dalam pembelajaran bahasa Arab, metode ini berguna untuk menumbuhkan kepekaan siswa dalam membaca dan memahami bahasa Arab”.

3) Metode Imla’, kata Imla’ memiliki arti dikte, jadi metode ini digunakan untuk mendikte, dimana guru membacakan teks dengan keras, jelas dan fasih dan pelajar bertugas untuk menulis apa yang didengar dari yang guru bacakan. Sebagaimana pernyataan Mahfuzah Dukha guru bahasa Arab Ahmadi Wittaya Foundation School bahwa “setelah metode Muthala’ah dilaksanakan maka guru bahasa Arab menerapkan metode imla’ yang bertujuan agar siswa dapat menangkap setiap kata dalam bahasa Arab dengan mendengar dan dapat menulisnya dengan baik dan benar”.

4) Metode Muhaddatsah, Muhaddtsah memiliki percakapan, dalam metode ini pelajar dituntut untuk dapat bercakap menggunakan bahasa Arab. Sebagaimana pernyataan berikut bahwa “setiap satu bulan sekali guru menerapkan Muhaddatsah, sebagai bagian akhir dari setiap pembelajaran sebelum ujian dilakasanakan. Dan dalam bercakap-cakap kami juga menilai sejauh mana kemampuan pelajar menguasai bahasa Arab”.

Penulis:
Kamaludin Umar, S.Pd.I (Guru Bahasa Arab di Yayasan Baitulmal Pancasila)
Tanggal: 10 November 2021