MELAWINEWS.COM, Melawi – Kisah perjuangan SMPN 07 Satap Menukung demi mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sungguh luar biasa. Berburu jaringan internet, para siswa dan guru harus mendaki bukit yang berjarak 40 menit dari kampungnya, Desa Landau Mumbung, Kecamatan Menukung. Kisah inipun disampaikan langsung Proktor dan Pengawas SMPN 07 Satap Menukung, Darceni.
Disampaikannya, dalam mempersiapkan ANBK, guru-guru sudah merencanakan di sekolah, namun jaringan tidak memadai hanya satu bar, bahkan sering mengalami gangguan meski sudah menggunakan wireless router.
“Selanjutnya kami merencanakan melaksanakan ANBK di rumah salah satu orang tua siswa di Kecamatan Menukung. Namun karena terkendala banjir maka guru-guru memutuskan untuk melaksanakan ANBK di bukit/hutan,” katanya.
4 Oktober, perjuangan menghadapi ANBK dimulai. Ada tiga guru yang ikut 13 siswa dari kelas VIII yang terbagi dalam dua sesi. Untuk mendapat jaringan yang bagus (4G) di sebuah bukit, Darceni mengatakan sekolah mendirikan tenda dibantu orang tua siswa dan murid.
“Untuk mencapai lokasi guru-guru dan murid-murid harus berjalan kaki 40 menit mendaki bukit untuk melaksanakan ANBK sambil membawa laptop, alas duduk seadanya dan bekal masing-masing,” paparnya.
Tetapi dalam pelaksaannya ada banyak gangguan yang terjadi, antara lain: sinyal tidak stabil, laptop server lowbatt, harus digigit nyamuk, serangga, menahan lapar, hujan. bahkan ia pun harus membawa anaknya yang masih usia 2,6 tahun di hutan karena tidak ada yang jaga di rumah dinas guru.
“karena saya dan istri sama-sama menjadi proktor dan pengawas,” katanya.
Darceni membagikan potret perjuangan SMP Negeri 07 Satap Menukung mulai dari gladi resik sampai pelaksanaannya ANBK 2021.





Demikian cerita dan potret sebagian kecil dalam pelaksanaan ANBK 2021, dimana guru-guru dan murid-murid harus berjuang keras dan mengupayakan sedemikian mungkin supaya bisa mengikuti kegiatan ANBK, meskipun kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan, tapi kami sukses mengikutinya.
Walaupun harus melewati banyak tantangan, tetapi tidak mengurangi semangat dalam belajar dan selalu dilakukan dengan sukacita. Nilai perjuangan kami sangat mahal dari apapun. Kiranya melalui cerita ini, dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi para Guru dan murid-murid yang mempunyai fasilitas dan tempat yang memadai seperti di kota agar lebih maksimal dan lebih baik.
Supaya melalui beberapa potret dan cerita tersebut, membangkitkan semangat para pengajar dan peserta didik di seluruh tanah air. Kita harus semangat, kreatif, inovatif dan bermental baja dalam menghadapi segala kesulitan hidup yang terjadi, maka kesuksesan besar akan menanti di depan kita.
“Melalui momen ini, saya juga menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan pejabat pemangku kepentingan agar dalam setiap kebijakan baru harus mempertimbangkan kondisi dan fasilitas sekolah di daerah terpencil dan pelaksanaannya jangan disama ratakan waktu/harinya karena server maupun jaringan kita masih jauh dari standar kelayakan seperti yang kami alami,” katanya.
Selain itu, ia juga mohon perhatian untuk membantu fasilitas dalam hal ini penguat jaringan dan kuota internet.