Agar Bibit Ikan Tak Melulu Impor, Distankan Gandeng BPBAT Mandiangin Latih UPR

oleh -345 views
Kerjasama Distankan dan BPBAT Mandiangin di UPR Mina Mandiri dalam rangka Transfer teknologi pemijahan ikan agar dihasilkan bibit ikan secara mandiri

MELAWINEWS.COM, MELAWI – Benih ikan menjadi kebutuhan utama dalam budidaya di sektor perikanan. Melawi sendiri masih mengandalkan kebutuhan bibit dari luar.

Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Melawi pun berupaya mengatasi persoalan ini dengan membangun kerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Kalsel, salah satu UPT pusat dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kepala Distankan Melawi, Oslan Junaidi yang turut ikut dalam pemijahan ikan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mina Mandiri, Desa Tanjung Lay, Kecamatan Nanga Pinoh, Rabu (11/8) mengatakan, kerjasama bersama BPBAT Mandiangin menjadi upaya agar Kabupaten Melawi kedepan mampu menyediakan sendiri kebutuhan benih ikan mengingat selama ini banyak pembudidaya yang mendatangkan benih dari luar seperti Sintang bahkan Anjungan, Mempawah.

“Kita menginginkan kedepan, tidak hanya satu UPR yang dilatih memijah benih ikan, tapi juga UPR lainnya. Kedua, kita tidak lagi mengimpor benih ikan dari luar, kita kepengen malah sebaliknya. Jadi nanti kita latih masyarakat, kita bantu dalam program dinas, agar mereka bisa memijah sendiri, bahkan mengkomersilkan keluar,” katanya.

Oslan melanjutkan, alih teknologi dari BPBAT Mandiangin juga diharapkan tak terbatas pada pembenihan ikan lele dan nila, tapi juga pada ikan sungai asli, seperti Baong yang memiliki nilai jual tinggi. Harapan lainnya dari kegiatan ini, dapat meningkatkan taraf hidup peternak ikan sehingga tak hanya menjual ikan yang siap konsumsi, tapi juga bisa memijah dan menjual benih ikan.

“Dan tentunya dari langkah ini, harapannya tidak lagi membuat manja kelompok tani. Sedikit-sedikit minta bantuan. Tapi mereka bisa mengolah sendiri, sehingga mengurangi pengadaan benih ikan dari APBD,” katanya.

Diungkap Oslan, pengadaan benih ikan oleh Distankan Melawi tiap tahun tak kurang dari 500 ribu ekor. Jumlah itupun belum mampu mengakomodir seluruh kebutuhan benih di Melawi. Apalagi banyak kolam pribadi milik masyarakat.

“Sehingga ini peluang besar. Agar petani bisa menyediakan sendiri benih ikan, tak lagi dari luar,” harapnya.

Kabid Perikanan Distankan Melawi, Ade Sholihin menambahkan dengan adanya transfer ilmu dari pendamping teknis BPBAT Mandiangin, harapannya para petani atau kelompok memiliki kemampuan untuk menyediakan benih ikan sendiri. Untuk tahap awal paling tidak UPR yang ada di Melawi bisa memenuhi kebutuhan bibit di kolam-kolam masyarakat.

Juliansyah yang merupakan koordinator wilayah Kalbar BPBAT Mandiangin mengatakan, pihaknya akan mendampingi peternak ikan selama kurang lebih tiga bulan. UPT BPBAT ini membawahi delapan provinsi, yakni lima provinsi di pulau Kalimantan serta Bali, NTT dan NTB.

“Kami memiliki program benih calon induk bagi kelompok tani yang mengusulkan ke BPBAT Mandiangin. Usulan ini datang dari Melawi, Sintang, Landak, Kubu Raya serta Sambas. Setelah survei dari berbagai tempat, Melawi kami nilai memungkinkan untuk bekerja sama bersama Distankan. UPR Mina Mandiri ini sendiri adalah usulan dari dinas setempat,” jelasnya.

Dikatakan Juliansyah, dari kerjasama selama kurang lebih tiga bulan ini, diharapkan tercapai ketersediaan benih ikan sebanyak kurang lebih 800 ribu ekor dengan ukuran 3 cm. Rinciannya ada 400 ribu benih lele serta 400 ribu benih nila, yang nantinya bisa didistribusikan setiap bulannya ke kelompok tani.

“Program kami ini yang pasti ada dua yakni memberikan informasi alih teknologi agar teknis pembenihan bisa lebih bagus dan produksi bertambah. Misalnya pembenihan selama ini satu siklus hanya puluhan ribu, kami berharap dari alih teknologi, bisa mendapat ratusan ribu. Siapapun yang mau belajar, gratis, tidak dipungut biaya,” katanya.

Ketua UPR Mina Mandiri, Oslayza mengungkapkan dengan adanya alih teknologi tersebut, Os, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa pengetahuan teknik pemijahan juga meningkat. Sehingga harapan keberhasilan pembenihan ikan juga ikut meningkat.

“Dulu tingkat keberhasilannya masih kurang, rata-rata 20 ribu sampai 50 ribu per induk. Sekarang paling tidak harapannya bisa sampai 100 ribu – 200 ribu benih, tergantung berat indukannya,” katanya.