Sudah lama saya fakum menulis, karena sekarang punya kesibukan lain, selain sebagai jurnalis. Sering masuk ke kampung-kampung di wilayah kecamatan Nanga Pinoh kabupaten Melawi. Dari penjelajahan ringan itulah, saya banyak menemukan hal-hal baru, kawan-kawan baru, ide-ide baru dan juga masalah baru.
Setelah melihat dari dekat, ternyata Nanga Pinoh tidak seperti yang ada dibenak saya dulu, memiliki jalan mulus, sinyal internetnya lancar, listriknya terang benderang. Kenyataannya justru berbeda, masih banyak desa yang jalannya rusak berat, tidak ada sinyal dan bahkan ada yang desa yang belum teraliri listrik.
Dari 17 desa yang ada di kecamatan Nanga Pinoh, akses jalan yang memadai baru desa yang ada di wilayah perkotaan, seperti desa Paal, desa Tanjung Niaga, Desa Sidomulyo, sedangkan desa-desa lain kondisi jalannya ada yang rusak sedang, dan sebagian lagi kondisinya rusak parah.
Yang kondisinya rusak parah antara lain desa Tebing Karangan, desa Labai Mandiri dan desa Nanga Kayan. Pada saat musim hujan praktis akses jalan menuju desa tersebut lumpuh. Beruntungnya tiga desa ini masih ada jalur alternative melalui sungai. Jika tidak mungkin permasalahannya akan semakin berat.
Saya lantas berfikir jika desa di dalam kota saja masih demikian bagaimana dengan desa-desa di kecamatan lain. Kondisinya pasti lebih memprihatinkan. Seperti kecamatan Sokan, Kecamatan Tanah Pinoh Barat, kecamatan Belimbing Hulu, kecamatan Menukung, kecamatan Pinoh Utara dan kecamatan lainya.
Memang sedikit banyak dana desa ini membantu untuk proses pembangunan, terutama insfrastruktur jalan dan jembatan. Namun pembangunan yang bersumber dari dana desa itu tentulah terbatas, karena jangkauannya hanya lingkungan pemukiman. Sedangkan jalan yang kondisinya rusak parah tersebut pada umumnya dari ibu kota kecamatan menuju ke desa. Nah jalan ini yang tidak bisa disentuh desa karena terbatasnya anggaran. Selain itu adanya regulasi yang mengatur penggunaan dana desa juga tak bisa diabaikan begitu saja.
Melihat peliknya masalah yang ada di Melawi ini, kira-kira apa yang akan dilakukan pemerintah. Apalagi dengan APBD yang hanya mencapai Rp 1 triliun pertahun. Apa yang akan dibangun terlebih dahulu, insfrastruktur jalan, pendidikan atau kesehatan?.
Di sinilah seorang pemimpin diuji, bagaimana merubah posisi kabupaten termiskin di Kalbar menjadi Kabupaten yang maju. Kabupaten yang bisa bersaing dengan daerah lain di wilayah Kalimantan bahkan se-Indonesia.
Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi merubah kabupaten miskin menjadi kabupaten yang kaya, tentunya inovasi, pemimpin harus membuka pikiran, membuka wawasan, jangan sungkan bertanya, jangan sungkan mendatangkan ahlinya. Dengan demikian ada jalan keluar untuk mengatasi masalah itu.
Undang Tenaga Ahli yang mempunyai kompeten di bidangnya, apa yang kira-kira cocok dikembangkan di kabupaten yang kita cintai ini. Lakukan survei, pemetaan dan konsep yang matang. Undang investor ke Melawi untuk menanamkan modalnya. Dan yang paling penting adalah ciptakan keamanan. Sebab factor inilah yang paling penting untuk memengarahui investor datang kemari. Sebab tidak sedikit daerah maju yang akhirnya ditinggalkan oleh investor karena keamanannya tidak terjamin.
Mengelola daerah tidak bisa berdasarkan ambisi dan keinginan orang-orang tertentu, membutuhkan kerja keras, semangat dan juga biaya dan waktu yang panjang. Buang ego dan kepentingan, jika hal itu sudah dilakukan saya yakin Melawi akan menjadi Kabupaten yang Kaya. Apalagi terdapat sumber Daya Alam yang luar biasa, SDM yang mumpuni tinggal bagaimana pemimpin mengelolanya.
Jika hal itu tidak dilakukan, jangan pernah bermimpi Kabupaten Melawi akan keluar dari zona kemiskinan.