MELAWINEWS.COM, MELAWI – Kasus positif Covid-19 di Melawi dalam dua bulan terakhir benar-benar melonjak sangat tajam. Jumlah kasus positif Covid-19 pun sudah melampaui seribu kasus dengan total kematian 28 orang.
Lonjakan pasca Idul Fitri ini bahkan membuat ruang isolasi RSUD Melawi penuh. RSUD juga kini kewalahan setelah belasan tenaga medisnya turut terpapar Covid-19.
Direktur RSUD Melawi, Sien Setiawan mengungkapkan hingga siang ini ada, 46 pasien Covid-19 yang menjalani perawatan. Karena membeludaknya pasien, RSUD bahkan mulai menempatkan pasien di Selasar IGD.
“Kami juga akan memasang tenda BPBD sebagai antisipasi melonjaknya pasien Covid-19. Karena RSUD tak bisa menolak pasien yang datang atau dirujuk ke rumah sakit,” paparnya.
Sien mengungkapkan bahwa ada 43 orang pasien yang sedang dirawat dan bergejala sedang berat semua. Empat pasien diruangan IGD dan delapan orang dalam kondisi kritis. “Yang sudah mengantre dan sudah booking lewat call canter IGD ada tiga orang. Pasien rujukan dari puskesmas. Dengan demikian jumlah pasien akan bertambah lagi,” katanya.
Sien mengungkapkan ada 14 orang tenaga kesehatan di RSUD Melawi juga ikut terpapar Covid-19 dan saat ini sedang menjani karantina. Tak hanya itu saja, dua tenaga sopir mobil ambulans juga terpapar Covid-19 dan sedang masuk ICU.
“Kami memerlukan bantuan para sukarelawan,Rumah sakit kekurangan tenaga perawat. Bolehlah jika ada tenaga perawat yang siap bisa membantu kami disini,” katanya.
Data Dinkes Melawi per 22 Mei 2021, terdapat 1.146 kasus positif Covid-19, dimana saat ini ada 243 pasien yang menjalani isolasi mandiri maupun perawatan di ruang isolasi RSUD serta Posko Covid-19 desa Kenual. Total juga ada 28 orang warga Melawi meninggal karena Covid-19.
Peningkatan kasus positif Covid-19 aepeerti yang diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan, Ahmad Jawahir menerangkan faktor – faktor penyebab meningkatnya penyebaran Covid -19 di kabupaten Melawi, salah satunya dikarenakan pelaku perjalanan yang masuk ke Kabupaten Melawi serta masyarakat yang kontak erat dengan pasien positif Covid – 19 tetapi enggan melapor ke puskemas terdekat.
“Kami mengimbau kepada kantor – kantor pemerintahan di setiap tingkatan mulai dari Desa sampai ke Kabupaten dan swasta untuk mengaktifkan Satgas Penangangan Covid dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada pelayanan umum dengan dipasangnya pembatas menggunakan mika, serta mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan ke puskesmas setempat jika ada yang terpapar Covid-19,” katanya.
Ahmad juga meminta masyarakat yang tahu warga sekitarnya merupakan pelaku perjalanan untuk bisa menyampaikan informasi agar dilakukan tindakan pengecekan berupa swab. Dan dinas dan pihak yang berkaitan dengan pasien covid-19 diwajibkan menjaga kerahasian pasien terkait.
“Harapan kami juga agar pihak kecamatan bisa membantu mengawasi proses isolasi mandiri,” ujarnya.