Melawi  

MUI Melawi Sampaikan Tausiah Terkait Wabah Corona

MUI Melawi Gelar Rapat Bersama Terkait Pelaksanaan Ibadah di tengah wabah corona

MELAWINEWS.COM, NANGA PINOH-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Melawi menggelar rapat Bersama dengan pengurus Masjid di wilayah kecamatan Nanga Pinoh pada Rabu (8/4) malam di masjid Nurul Iman. Rapat ini untuk menyikapi pelaksanaan ibadah di tengah wabah corona.

Dalam rapat tersebut MUI Kabupaten Melawi melibatkan kepala dinas kesehatan Melawi, dr Ahmad Jawahir. Hadir juga dalam rapat tersebut wakil bupati Melawi H Dadi Sunarya, anggota DPRD Kabupaten Melawi, Widya Rima dan H Bujang Sapri.

Dr Ahmad Jawahir dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa penanganan wabah corona ini memang harus melibatkan semua pihak, karena wabah ini sudah terjadi di seluruh dunia dengan penularan yang sangat cepat.

“Indonesia sebelumnya tidak ada kasus, namun dalam jangka satu bulan sudah banyak yang menjadi korban, jadi virus ini memang tidak bisa diprediksi. Bayangkan saja negara yang memiliki teknologi canggih saja masih kewalahan,
apalagi Indonesia yang masih jauh kemampuan teknologinya,” kata Jawahir.
Jawahir mengatakan, untuk saat ini memang belum ditemukan kasus positif corona di Kabupaten Melawi. Namun segala kemungkinan bisa saja terjadi, apalagi sampai saat ini alat untuk mendeteksi pasien ini baru ada di Daerah Jawa.

“Seluruh Indonesia mengacunya ke Jawa semua, karena memang di Kalbar ini belum ada alat untuk mengetes, jadi segala kemungkinan bisa saja terjadi, dan mungkin saja kasus positif di Kalbar ini juga bisa lebih banyak. Apalagi saat ini juga sudah ada Orang Tanpa Gejala (OTG),” katanya.

Sementara itu, ketua MUI Kabupaten Melawi Habib Zen Alaydrus mengatakan, sampai saat ini MUI Melawi baru sebatas menyampaikan Tausiah atau himbauan terkait dengan pelaksanaan salat jumat dan salat jamaah lima waktu. Himbauan inipun sifatnya melanjutkan tausiah dari MUI Provinsi Kalbar.

“Tausiah ini memang sifatnya tidak memaksa, hanya mengimbau sesuai dengan fatma MUI no 14/2020, agar masjid-masjid di wilayah jalan protocol tidak melaksanakan salat Jumat, tidak melaksanakan salat lima waktu berjamaah di masjid, namun azan lima waktu tetap dilaksanakan,” katanya.

“Namun kalau kita sudah menyampaikan ternyata ada masjid lain yang tidak melaksanakan ya tidak jadi persoalan karena memang baru sebatas himbauan,” lanjutnya.

Selanjutnya dalam tausiah tersebut juga disampaikan agar pengurus masjid tidak mengadakan kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak orang banyak di tempat ibadah dan tempat lainnya. Selanjutnya kepada umat islam agar memperbanyak istigfar. Selanjutnya melaksanakan taharah sesuai dengan syariat, kemudian diharapkan masyarakat tidak panik dalam menyikapinya.

Memang kata Habib himbauan ini akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Beberapa kasus di masjid daerah hulu kabupaten Melawi pengurus masjidnya justru dipersalahkan, bahkan ada yang dianggap dajjal karena menyampaikan himbauan ini.
“Namun terkadang yang marah-marah ini justru yang biasanya tidak salat di masjid, ya Namanya juga masyarakat banyak pastilah ada pro dan kontra,” kata Habib Zen.