MELAWINEWS.COM, MELAWI -Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem Dapil Kalbar, Yessy Melania, SE, kebanjiran aspirasi dari masyarakat saat reses di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalbar, Sabtu (28/12/2019).
Pertemuan dalam gelaran reses yang berpusat di Balai Kantor Desa Batu Nanta tersebut dihadiri beberapa kelompok tani dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Dikesempatan itu Yessy Melania juga melakukan peninjauan langsung ke lokasi pertanian kelompok tani setempat, meliputi kebun tanaman bawang merah, cabe rawit dan padi Tuah.
Sejumlah aspirasi yang diserap dari kelompok tani diantaranya sering terlambat datangnya berupa bantuan benih maupun bibit dan tenaga penyuluh pertanian yang lebih baik lagi.
Seperti yang diungkapkan Ketua KTNA setempat, Taswadi, mengharapkan bantuan alat benih dan bibit pertanian tidak terlambat. Disamping itu, ia juga menyampaikan perlunya ada pendampingan pembinaan (penyuluh) kepada kelompok tani secara berkelanjutan.
“Misalkan, musim tanam Bawang Merah yang baik adalah di bulan April sampai Oktober, tetapi kemudian bibitnya datang di bulan November dan sudah lewat masa tanam. Kalaupun mau digunakan untuk tahun berikutnya kualitas dari benih tersebut sudah tidak baik (expired),” kata Taswadi.
Selain itu, Taswadi meminta perhatian dari pemerintah, agar tenaga penyuluh pertanian secara berkelanjutan dan lebih baik. Menurut Taswadi, warga petani di daerah itu masih belum merasakan pembinaan maksimal dari pendampingan yang ada.
Menanggapi pernyataan kelompok tani tersebut, Yessy Melania menyampaikan, akan mengawal dan memperjuangkan aspirasi para kelompok tani tersebut.
“Reses dan temu konstituen merupakan cara untuk menyambung dan mengkoneksikan program DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Melawi, dan Pemerintah Daerah,” sebut Yessy.
Menurutnya, sebagai wakil rakyat, dirinya memiliki komitmen agar bermanfaat untuk semua. Ia menegaskan, bahwa apa yang menjadi masalah keluhan dan kekurangan, agar diatasi bersama-sama, khususnya sektor pertanian di Kabupaten Melawi.
Dikesempatan itu, Yessy pun mengapresiasi kelompok tani bisa mengolah lahan gambut tanpa harus dibakar untuk menanam cabe dan bawang merah. Yessy minta hal itu dipertahankan dan bisa ditularkan ke kelompok tani yang lain. Mengingat saat ini juga Indonesia sering dilanda bencana kabut asap.
Pada kesempatan yang sama, Yessy juga merespon beberapa pernyataan dari petani disana. Terkait tenaga penyuluh memang menjadi masalah utama juga disektor pertanian terutama Kalbar, karena masih sangat minim.
“Satu orang penyuluh masih membawahi 4-5 desa. Bahkan ada yang satu kecamatan hanya 3 orang penyuluh. Seperti bawang merah yang dihasilkan di Desa Batu Nanta terkadang masih belum maksimal masih berwana pucat dan ketika dijual kepasar ditolak oleh pasar karena dinilai kualitasnya masih belum baik. Cabe rawit juga sama ketika sudah panen ke 4 kali misalnya sudah mulai daun dan buahnya keriting2 dan busuk. Sehingga tidak bisa dipasarkan,” ujar Yessy.
Hal-hal seperti ini lah, sambung Yessy, agar peran penting penyuluh pertanian bagi petani. “Kita punya banyak potensi-potensi produk pertanian, tetapi jika tidak ditunjang fasilitas dan tenaga penyuluh yang memadai, petani kita bisa menjadi patah semangat karena merasa kurang mendapat perhatian dan bimbingan secara continue dari PPL kita,” tegas Yessy.
Ditambahkan Yessy, di Desa Batu Nanta juga ada namanya padi lokal unggulan yang disebut padi Tuah. Yessy pun mengapresiasi, karena saat ini sedang diproses sertifikasi untuk bisa dijadikan padi unggulan dari Kabupaten Melawi.