22 Tahun Melawi Berdiri, Pro dan Kontra dalam Lintasan Kepemimpinan Daerah

Sejak berdiri, Kabupaten Melawi telah dipimpin oleh empat generasi kepemimpinan bupati yakni almarhum Suman Kurik, almarhum Firman Muntaco, Panji dan Dadi Sunarya Usfa Yursa

Melawi di Usia 22 Tahun: Antara Capaian dan Tantangan

Oleh : Bahrum Sirait

Kabupaten Melawi tahun 2025 genap berusia 22 tahun sejak resmi dimekarkan dari Kabupaten Sintang.

Usia yang tidak lagi muda bagi sebuah daerah otonom, sekaligus menjadi momentum refleksi untuk menilai sejauh mana perjalanan pembangunan telah berjalan, serta arah yang akan ditempuh ke depan.

Sejak berdiri, Kabupaten Melawi telah dipimpin oleh lima generasi kepemimpinan bupati. Setiap periode membawa karakter, kebijakan, serta tantangan yang berbeda sesuai dengan kondisi zaman dan kebutuhan masyarakat saat itu.

Periode awal pembangunan Melawi dimulai di bawah kepemimpinan almarhum Suman Kurik yang berpasangan dengan almarhum H. Firman Muntaco. Masa ini menjadi fondasi awal pembentukan struktur pemerintahan, pelayanan publik, serta penataan birokrasi pasca pemekaran. Tantangan kala itu tidak ringan, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga sumber daya manusia.

Estafet kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh almarhum H.Firman Muntaco sebagai bupati dengan wakil bupati Panji. Pada periode ini, pembangunan mulai diarahkan pada penguatan sektor-sektor dasar, meski masih dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan akses wilayah yang luas serta kondisi geografis yang tidak mudah.

Selanjutnya, Melawi dipimpin oleh Bupati Panji yang berpasangan dengan H. Dadi Sunarya Usfa Yursa. Pada masa ini, percepatan pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, serta tata kelola pemerintahan menjadi fokus utama. Namun demikian, dinamika pembangunan juga memunculkan beragam penilaian dari masyarakat.

Kemudian periode selanjutnya pemimpin daerah berganti kepada Dadi Sunarya Usfa Yursa berpasangan dengan Kluisen.

Selama masa kepemimpinan Bupati Melawi Dadi Sunarya Usfa Yursa bersama Wakil Bupati Kluisen, pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Melawi menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Kini, Kabupaten Melawi memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Bupati H. Dadi Sunarya Usfa Yursa untuk ke dua periode yang berpasangan dengan Malin periode 2025–2030.

Harapan masyarakat pun kembali menguat agar pembangunan yang telah dirintis dapat dilanjutkan secara berkesinambungan dan merata hingga ke pelosok desa.

Dalam perjalanan 22 tahun ini, tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan Melawi selalu diwarnai pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat menilai terjadi kemajuan signifikan di berbagai sektor, sementara sebagian lainnya memandang masih adanya ketertinggalan yang perlu segera dibenahi.

Perbedaan pandangan tersebut merupakan bagian dari dinamika demokrasi dan bentuk kepedulian masyarakat terhadap daerahnya.

Momentum Hari Ulang Tahun ke- 22 tahun Kabupaten Melawi hendaknya tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ajang evaluasi bersama. Evaluasi terhadap kebijakan masa lalu, capaian yang telah diraih, serta tantangan yang masih dihadapi perlu dilakukan secara objektif dan terbuka.

Ke depan, pembangunan Melawi dituntut untuk semakin inklusif, berkeadilan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen warga menjadi kunci agar Melawi dapat tumbuh besar sebagai daerah yang maju, mandiri, dan berdaya saing.

Di usia 22 tahun ini, Melawi diharapkan mampu melangkah lebih matang, belajar dari pengalaman masa lalu, serta menatap masa depan dengan optimisme dan semangat kebersamaan.