MELAWINEWS.COM, MELAWI – Perhelatan kontestasi politik Pilkada Melawi 2024, menjadi ajang pesta demokrasi yang sudah mulai menyita perhatian umum.
Ada sejumlah bakal calon (balon) Bupati telah menyatakan kesiapan ikut bertarung di pesta demokrasi itu, ditandai dengan pengembalian formulir penjaringan Pilkada ke sejumlah Parpol.
Mereka yang sudah mengembalikan formulir penjaringan Pilkada menyatakan maju sebagai balon bupati adalah calon petahana Dadi Sunarya Usfa Yursa yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PAN Melawi, Ketua DPC PDIP Melawi yang juga Wakil Bupati Melawi saat ini Kluisen, mantan Bupati Melawi yang menjabat Ketua DPD NasDem Melawi, Panji dan Pengurus PDIP Provinsi Kalbar, Malin.
Begitu banyak diskusi-diskusi politik yang sudah mulai berkembang hingga menimbang semua figur yang menyatakan ingin menjadi orang nomor satu di daerah itu.
Salah satu kandidat yang menyita banyak perhatian tentunya adalah calon petahana Dadi Sunarya Usfa Yursa, sebagai calon kuat yang diprediksi akan kembali berkuasa.
Banyak alasan yang rasional dan objektif menjadi pertimbangan masyarakat umum, sehingga calon incumbent masih diprediksi kembali melenggang untuk melanjutkan masa jabatan pemerintahannya periode kedua.
Salah satu hal yang paling menarik adalah kekuatan Parpol calon petahana di Melawi yakni PAN, dengan perolehan 11 kursi di DPRD Melawi yang melampaui prestasi semua Parpol yang mengikuti Pileg beberapa bulan lalu.
Disisi lain, calon petahana sudah menyatakan ada peluang membangun koalisi jumbo partai besar, sehingga akan memberi efek positif kepada calon petahana bila terjadi koalisi partai besar tersebut.
Petahana juga mengklaim sudah mengamankan dukungan beberapa parpol, diantaranya PDIP yang meraih 5 kursi di DPRD Melawi pada Pileg lalu.
Jika koalisi besar ini terjadi, maka akan semakin meyakinkan publik, bahwa calon bupati petahana akan kembali sebagai orang nomor satu di daerah itu.
Kemudian, merujuk peta kekuatan PAN di DPRD Melawi sebesar 11 kursi dari total 30 jumlah kursi, merupakan kekuatan yang sangat fantastis ditambah kursi koalisi partai dinilai akan mampu mengantar calon petahana untuk memenangkan Pilkada dengan mudah.
Ada hal yang perlu dicermati, jika kinerja petahana selama menjabat dianggap buruk atau tidak memenuhi harapan masyarakat umum, tentu akan menjadi kendala dan tugas berat bagi tim melalui kerja politik, untuk memenangkan kembali pertarungan itu.
Jika kinerja dinilai baik dan masyarakat umum suka, maka bisa dipastikan pertarungan akan dimenangkan petahana. Jika tidak, ada peluang bagi penantang untuk menggeser petahana.
Yang jelas proses politik ini masih panjang, bangunan koalisi masih terus dijajaki dan belum permanen sampai saatnya nanti proses pendaftaran calon bupati dan wakil bupati untuk Pilkada 2024. (Sirait)