Jabatan tinggi tidak menjamin seseorang merasa puas bukan karena pendapatannya yang kecil namun ketenangan dalam hidup yang mungkin tidak didapat melalui jabatan tersebut. Itulah yang dirasakan oleh Dison salah satunmanager perkebunan yang kini banting setir menjadi petani
Waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB, terlihat seorang pria paruh baya sedang memanen jambu kristal di lahan seluas 1.3 hektar di desa Nusa Pandau Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi.
Siapa sangka pria berkacamata tersebut sebelumnya adalah manajer perkebunan di daerah Papua. Namun jabatan mentereng yang banyak diidam-idamkan oleh orang tersebut justru ditinggalkannya Dison dan memilih menjadi petani.
Di lahan tersebut Dison dibantu anak buahnya menanam berbagai macam tanaman, antara lain jambu kristal, belimbing, pepaya, pisang dan tanaman lainnya. Dari aneka tanaman tersebut Dison memperoleh pendapatan yang cukup menjanjikan.
“Meskipun dari berkebun sekarang tidak sebesar gaji seorang manajer namun saya merasa lebih tenang dengan pekerjaan sekarang apalagi saya merupakan seorang yang mempunyai basic sebagai pertanian” katanya.
Selain jambu kristal, buah-buahan lain yang ditanam Dison juga sudah dipanen. Untuk pepaya ia jual Rp 10.000 per kg sedangkan pisang dia jual Rp 8.000 per sisirnya.
“Untuk saat ini ada sekitar 500 pohon jambu yang saya tanam per pohon menghasilkan sekitar 2 kilo dan saat ini sudah ada sekitar 50 pohon yang saya panen, sedangkan perkilonya saya jual Rp 20.000 kalau di pasar mencapai 25 ribu sampai Rp 30 ribu perkilo gram.” Katanya.
Dison mengungkapkan alasan dia keluar dari jabatan manager tidak lain karena ingin mencari ketenangan apalagi diusianya yang sudah menginjak 50 tahun, ia ingin fokus untuk melaksanakan ibadah dan beramal sholeh.
“Kalau seandainya ada orang yang ingin belajar dan mengikuti jejak saya saya welcome silakan saja datang ke sini saya akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan masyarakat “katanya
Di wilayah Desa Nusa Pandau banyak sekali lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal potensi ini sangat menjanjikan jika serius dan ditekuni.
“Kalau masalah penjualan tidak ada kendala bahkan untuk kebutuhan masyarakat di sini masih kurang jadi kita tidak perlu khawatir untuk pemasarannya yang penting kita mau berbuat insya Allah akan ada hasilnya” katanya.
Ke depan Dison berharap area perkebunannya dapat semakin meningkat sebab masih ada lahan miliknya yang kosong dan belum ditanami.
“Saya berencana menjadikan lokasi ini sebagai agrowisata jadi nanti masyarakat bisa datang kemari sambil menikmati buah yang ada” katanya.