Melawi  

Puslitbang Polri Serap Aspirasi Publik Soal Etika dan Layanan Polisi di Tiga Wilayah Polres

Puslitbang Polri menggelar penelitian terkait Tantangan Fungsi Pembinaan dan Operasional Polri dalam Harkamtibmas, Penegakan Hukum, dan Pelayanan Guna Mewujudkan Transformasi Polri, di jajaran Polda Kalimantan Barat wilayah Polres Sintang, Polres Melawi dan Polres Melawi

MELAWINEWS.COM, SINTANG – Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri menggelar penelitian terkait “Tantangan Fungsi Pembinaan dan Operasional Polri dalam Harkamtibmas, Penegakan Hukum, dan Pelayanan Guna Mewujudkan Transformasi Polri” di jajaran Polda Kalimantan Barat.

Kegiatan ini dipusatkan di Pendopo Wakil Bupati Sintang, Kamis (11/12/2025), dan melibatkan tiga polres sekaligus yakni Polres Sintang, Polres Melawi, dan Polres Kapuas Hulu.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Sintang, Kapolres Kapuas Hulu, Kapolres Melawi, para pejabat utama tiga Polres, tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa, serta jajaran internal kepolisian.

Ketua Tim Puslitbang Polri, Kombes Andreas Widi Handoko, menjelaskan bahwa penelitian ini menyasar kualitas etika personel di lapangan, pemeriksaan mutu sarana kepolisian, serta efektivitas pelayanan Polri kepada masyarakat.

Ia menegaskan pentingnya penyerapan masukan secara langsung dari publik sebagai dasar perbaikan institusi.

Dalam sesi dialog, masyarakat, akademisi, hingga tokoh daerah menyampaikan berbagai saran, kritik, hingga keluhan mengenai perilaku sebagian oknum polisi yang dinilai tidak mencerminkan etika kepolisian.

Berbagai harapan juga disampaikan, terutama terkait peningkatan pelayanan publik dan penguatan pembinaan mental anggota.

Beberapa peserta juga menyinggung sejumlah praktik yang dianggap mencoreng citra Polri di tingkat lapangan. Seluruh masukan tersebut dicatat sebagai bahan evaluasi Puslitbang Polri.

Salah satu tokoh masyarakat Melawi, Ailmonija, menyampaikan kritik tegas terkait pelayanan Polri khususnya di wilayah Polres Melawi.

“Masyarakat Melawi berharap Polri hadir memberi rasa aman, bukan rasa takut. Namun di lapangan, masih ada anggota yang bersikap arogan, lamban menindak laporan, bahkan tidak peka terhadap keresahan warga”.

“Polres Melawi perlu berani menertibkan anggotanya sendiri agar pelayanan benar-benar dirasakan masyarakat, bukan hanya slogan,” sambung Aimolnija.

Ailmonija juga menekankan pentingnya keteladanan di tingkat pimpinan.

“Kalau pembinaan mental tidak tegas, perilaku menyimpang akan terus berulang. Warga butuh polisi yang humanis, profesional, dan mau mendengar. Kami ingin perubahan yang nyata, bukan janji,” tegasnya.

Menanggapi berbagai masukan, Kombes Andreas Widi Handoko, menyatakan apresiasi atas kritik yang diberikan masyarakat.

“Masukan dan kritik seperti ini sangat penting bagi kami. Ini menjadi cermin untuk memperbaiki hal-hal yang kurang di lapangan, serta menjaga kehormatan institusi. Polri berkomitmen melakukan pembenahan dan meningkatkan profesionalisme anggota,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa transformasi Polri hanya bisa terwujud jika hubungan polisi dan masyarakat didasarkan pada kepercayaan dan keterbukaan.

Sementara itu, Kapolres Melawi, AKBP Harris Batara Simbolon, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah penting memperkuat profesionalisme kepolisian.

“Kegiatan ini menjadi ruang terbuka untuk mengetahui feedback langsung dari masyarakat, baik yang positif maupun kritik terhadap kinerja kami. Masukan seperti ini sangat berharga untuk memperbaiki kekurangan di lapangan dan mengangkat harkat serta martabat Polri,” ujarnya.

AKBP Harris menegaskan bahwa Polres Melawi berkomitmen mendukung penuh upaya transformasi Polri agar semakin transparan, humanis, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Polres Melawi berkomitmen melakukan pembenahan dan meningkatkan profesionalisme anggota,” jelasnya.