Melawi  

Bahu Jalan di Dusun Senain Abrasi Tergerus Arus Sungai Sepanjang 3 KM, Kades Embang Berharap Campur Tangan Pemerintah untuk Memperbaiki Permanen

Kades Embang bersama TNI dan warga memantau sekaligus memperbaiki dengan material seadanya lokasi longsor

MELAWINEWS.COM, SAYAN – Bahu ruas jalan utama di Dusun Senain, Desa Nanga Kompi, Kecamatan Sayan, Melawi, kian hari tergerus longsor dampak intensitas curah hujan yang cukup tinggi, beberapa pekan ini.

Ruas jalan di tepian Sungai Sayan wilayah permukiman warga itu kini mengalami abrasi hingga mencapai 3 km, tidak hanya mengancam keselamatan warga saat melintas, rumah penduduk yang berada di tepian sungai juga menjadi ancaman serius terdampak longsor.

Kepala Desa (Kades) Nanga Kompi, Embang, menyebut meski menjadi jalan poros dusun, sayangnya jalan ini belum tersentuh perbaikan. Hingga akhirnya, warga bersama TNI dari Koramil setempat bergotong royong memperkuat jalan dengan menggunakan material seadanya dan membersihkan longsoran.

Embang, disela saat memantau peristiwa longsor tersebut, mengatakan bahwa kondisi longsor saat ini sudah masuk kategori darurat.

“Apabila tidak cepat ditangani, maka longsor akan semakin memanjang dan melebar hingga merobohkan rumah penduduk. Kami sangat berharap kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat untuk segera menyikapi bencana ini,” ujar Embang, Jumat (12/9/2025).

Lebih lanjut dikatakan, jika tidak segera diperhatikan, maka separuh desa ini bisa menjadi sungai. Bukan sekadar kerusakan infrastruktur, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan warga, lantaran kondisinya kian menghawatirkan.

Menurut Embang, dampak longsor tersebut, akses transportasi terancam lumpuh. “Jika kondisi semakin memburuk, jalur penghubung dusun dan desa bisa terputus total,” kata Embang.

Tidak hanya itu, sambungnya, fasilitas umum seperti sekolah dan kesehatan juga turut terdampak. Harapannya, ada langkah cepat untuk memperbaikinya secara permanen.

“Ini kan memang aliran air, jadi jika tidak segera diperbaiki, maka bisa jadi jalannya longsor seluruhnya dan menyeret rumah penduduk,” kata Embang.

Embang kembali berharap, ada upaya langkah nyata dari pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai serta pembangunan bronjong pada tebing sungai untuk memperkuat struktur tanah.

Menurutnya, berdasarkan skala perhitungan dengan kondisi saat ini, anggaran yang dibutuhkan mengatasi longsor hanya sekitar Rp 5 miliar.

“Kalau tidak ada campur tangan pemerintah, jalan dan rumah kami akan hilang. Kami berharap segera ada tindak lanjut pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah. Kami mohon permintaan ini jangan hanya didengar, tapi benar-benar ditindaklanjuti,” tutur Embang.

Exit mobile version