MELAWINEWS.COM, MELAWI – PT Borneo Berjaya Buana menggelar konsultasi publik mengenai Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), terkait rencana kegiatan pabrik dan perkebunan kelapa sawit di tiga kecamatan wilayah Kabupaten Melawi, mencakup di 24 desa area Kecamatan Nanga Pinoh, Pinoh Utara dan Ella Hilir.
Konsultasi publik berlangsung di salah satu cafe di Kota Nanga Pinoh, Kamis (9/11/23). Kegiatan dibuka PLT Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Melawi, Rima Pramita, dihadiri manajemen perusahaan, camat, kepala desa, BPD, tokoh masyarakat, TNI beserta Polri di wilayah tiga kecamatan area rencana perkebunan kelapa sawit, hingga instansi terkait di lingkup Pemkab Melawi.
Pada konsultasi publik itu, Pimpinan PT Borneo Berjaya Buana, Slamet Widodo menyampaikan, bahwa pihaknya akan berkomitmen dalam penyusunan dokumen AMDAL dan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan pengolahan kelapa sawit di Kecamatan Nanga Pinoh, Pinoh Utara dan Ella Hilir.
“Dalam penyusunan dokumen Amdal yang dilaksanakan oleh konsultan ini bisa terlaksana dengan baik secara administrasi dan ini akan menjadi pedoman, acuan bagi kami sebagai pelaksanaan dan apa-apa yang harus dilaksanakan dan apa-apa yang tidak boleh di jalankan,” kata Slamet.
Lebih lanjut dipaparkan Slamet, PT Borneo Berjaya Buana berencana melakukan investasi perkebunan kelapa sawit di tiga kecamatan mencakup 24 desa di hamparan sekitar 9.600 hektar, yang di dukung juga mendirikan pabrik.
Slamet mengungkapkan, dengan adanya investasi perkebunan kelapa sawit ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya di sekitar wilayah perkebunan.
“Salah satu bentuk keseriusan kami berinvestasi perkebunan kelapa sawit di Melawi adalah melalui konsultasi publik, untuk menerima saran dan pendapat dari perwakilan masyarakat yang hadir,” ujarnya.
Dikesempatan itu Slamet meminta, pada saat pembebasan lahan, agar masyarakat benar-benar menyerahkan lahan yang dimilikinya sendiri kepada perusahaan, sehingga dikemudian hari tidak ada masalah yang timbul.
Ia mengharapkan pada acara konsultasi publik ini, sama-sama berdiskusi, agar apa yang menjadi pembicaraan dan diskusi akan menghasilkan hal-hal baik bagi semua. “Bukan hanya bagi kami sebagai pemilik perusahaan, akan tetapi baik bagi masyarakat Kabupaten Melawi,” tuturnya.
Ditempat yang sama, PLT Kepala DLH Melawi, Rima Pramita mengatakan, AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
“Sesuai tujuan Amdal secara umum adalah agar kegiatan atau pembangunan tidak berdampak negatif aspek lingkungan sekitar, atau setidaknya dampak buruk tersebut bisa tertangani. Kelayakan sebuah rencana kegiatan dinilai dari dampak positif dan negatifnya,” ujarnya.
Rima menjelaskan selama ini perizinan perkebunan di Kabupaten Melawi hampir semuanya menimbulkan persoalan dan permasalahan dengan masyarakat, seperti persoalan plasma dan inti.
Ia pun berharap kepada PT Borneo Berjaya Buana, agar nantinya tidak ditemukan persoalan terkait pembagian plasma dan inti, maka melalui diskusi publik ini saran dan pendapat masyarakat dapat dicantumkan dalam dokumen Amdal.
Harapannya, kata dia, dengan adanya investor yang masuk di Melawi dapat membuat warga masyarakat lebih nyaman, dan adanya investasi untuk berusaha mensejahterakan masyarakat di daerah setempat.
“Saya mengharapkan kehadiran perusahaan ini bukan menimbulkan gejolak nantinya di kemudian hari, tapi bagaimana dapat mensejahterakan warga,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Rima meminta kepada warga agar lahan yang dimiliki tidak diserahkan semua ke perusahaan, termasuk lokasi yang dianggap kramat diantaranya kuburan dan tempat-tempat lain bersejarah hingga hutan adat dan lainnya.
Selain itu, Ia juga meminta kepada warga dan pihak perusahaan agar memperhatikan ekosistim dan keaneka ragaman spesies yang hampir punah tidak menjadi korban dengan hadirnya investor ini, termasuk aliran sungai harus menjadi perhatian bersama, karena warga masih mengkonsumsi air sungai.
Rima menyarankan agar pihak perusahaan juga merekrut pekerja dari wilayah perkebunan kelapa sawit, karena mereka lebih paham dengan ke arifan lokal.