MELAWINEWS.COM, Melawi – Pasar Kuliner baru yang dibangun di eks Lapangan Kantor Bupati Melawi tak lama lagi bakal tuntas. Dua bangunan memanjang ini akan menjadi tempat baru bagi para pedagang dari lapangan kuliner Nanga Pinoh yang bakal direlokasi karena lapangan tersebut menjadi lokasi pembangunan masjid.
Bentuk bangunan ini sendiri sudah mulai terlihat desainnya. Lapak-lapak bagi pedagang berukuran 3×6 meter juga sudah memasuki tahap penyelesaian. Dalam kontrak, bangunan bernilai Rp 680 juta dikerjakan oleh CV Pantura Kontruksi ditargetkan selesai sebelum 2 November.
Kendati demikian, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Melawi, Hinduansyah optimis, bangunan lapak pedagang ini bisa kelar pada Oktober mendatang.
“Kontrak kerja memang empat bulan. Tapi kita targetkan Oktober sudah selesai,” ujarnya.
epala Bidang Perumahan Dinas Perkimtan, Yusuf Pasinggi memaparkan persentase pembangunan pasar ini sudah mencapai 90 persen.
“Kontraknya berakhir pada 2 November. Setiap lapak yang dibangun berukuran 3×6 meter,” katanya.
Yusuf memaparkan, pada tahun pertama ini, selain bangunan untuk pedagang berjualan, fasilitas yang disiapkan baru WC. Sementara untuk lahan parkir dan panggung belum bisa dicover tahun ini.
“Untuk parkiran dan panggung baru direncanakan dianggarkan lagi tahun depan,” paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Pedagangan ( Diskumdag) Melawi, Daniel menerangkan pemindahan pedagang awalnya memang menunggu selesai dibangunnga lapak pedagang di lapangan eks kantor bupati Melawi.
“Namun sekarang tergantung bupati, kebijakan pemindahan pedagang ini. Karena ada wacana pembangunan masjid agung juga dilaksanakan tahun ini. Sehingga tentu perlu dilakukan penancapan tiang pertama di lokasi tersebut, ” paparnya.
Daniel menyebutkan, kesepakatan awal pada September ini mestinya lapak sudah selesai. Total yang disediakan Pemda Melawi sebanyak 39 lapak. Data ini sesuai dari pendataan yang telah dilakukan Diskumdag, dmana total pedagang di pasar kuliner hanya 34 orang.
“Memang awalnya ada 50 lebih lapak, tapi ternyata ada pedagang yang diketahui memiliki lebih dari satu lapak, ” ungkapnya.
Sejauh ini, kata Daniel, lapak baru untuk relokasi pedagang di lapangan kuliner hanya diperuntukkan bagi pedagang yang telah terdata. Sementara bagi pedagang baru, belum terakomodir dalam lapak pasar baru.
” Sehingga harus menunggu kembali kebijakan pemerintah nantinya, seandainya ada pedagang baru disana,” katanya