MELAWINEWS.COM, Melawi – Rapat bersama Komisi III DPRD Melawi dengan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) digelar Kamis (5/3) kemarin. Selain membahas sejumlah program dan kegiatan yang akan berjalan, rapat ini juga menyoroti berbagai program Distankan yang terdahulu dan kini terbengkalai alias tak berkelanjutan.
Ketua Komisi III DPRD Melawi, Heri Iskandar mengatakan sebagai mitra, komisinya memang sengaja mengundang Distankan dalam raker kali ini. Salah satu yang menjadi persoalan adalah sejumlah kegiatan atau program yang sudah dilaksanakan, namun tak berlanjut.
“Karena banyak kegiatan lama yang terbengkalai, tak berlanjut. Sementara kegiatan baru justru terus dibuat. Karenanya kita minta agar kedepannya kegiatan yang sudah ada bisa dilanjutkan atau ditingkatkan, jangan ditinggalkan begitu saja,” ujarnya.
Heri memaparkan, kegiatan yang terkesan terbengkalai seperti pembangunan kolam percontohan. Kolam yang sudah dibangun dengan dana yang cukup besar diharapkan bisa dilanjutkan pembinaannya sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat atau kelompok tani.
“Karena banyak kegiatan sudah berjalan tapi terbengkalai karena kurangnya pengawasan dan penyuluhan dari dinas terkait,” katanya.
Heri melanjutkan, banyak informasi dari kelompok tani yang justru setelah mendapat bantuan program malah kebingungan karena tiadanya penyuluhan. Termasuk kemana harus memasarkan produk atau hasil pertaniannya. Sehingga bantuan yang diterima masyarakat tak lagi diurus atau dikelola.
“Soal penyuluhan sudah kita sampaikan ke dinas pertanian, ternyata memang jumlah penyuluh kita yang kurang. Dari 169 desa, kita hanya punya lima puluhan penyuluh,” katanya.
Dalam rapat ini pula, kata Heri dibahas berbagai program yang bisa didukung oleh DPRD Melawi. Mengingat banyaknya inovasi yang bisa dibuat. Sementara dalam usulan atau aspirasi masyarakat yang dibawa anggota dewan terkadang tak bisa dijalankan karena kesalahan nomenklatur.
“Karena itu kita juga meminta pada Distankan, nomenklatur apa saja yang bisa dimasukkan untuk program kedepan,” katanya.
Dalam raker tersebut, Kepala Distankan Melawi, Oslan Junaidi mengatakan dalamĀ tiga tahun terakhir memang instansinya terfokus pada program yang bersifat berkelanjutan dan sinergis. beberapa program seperti jalan usaha tani yang telah dibuat, akan dilakukan peningkatan pada tahun-tahun berikutnya.
“Begitu pula kalau ada program cetak sawah, mungkin dekat lahan pertaniannya juga bisa dibangun kandang ayam atau sapi, sehingga kotorannya bisa menjadi pupuk untuk padi. Disawah itu pula kita bangunkan embung dan saung, sehingga sinergi programnya,” jelasnya.
Oslan juga menyampaikan kedepan para Petani dilindungi dengan BPJS sehingga bila terjadi apa apa dapat mendapatkan layanan kesehatan. “Sehingga jika ada terjadi insiden petani tak lagi harus jual sawah hanya untuk bayar biaya berobat,” katanya.
Kelompok tani, lanjut Oslan juga saat ini didorong harus memiliki legalitas. Salah satu dengan adanya akta notaris kelompok tani. Kelompok ini bisa terdiri dari 15-25 orang anggota. Kelompok tani inipun tak hanya bergerak dibidang pertanian atau sawah, tapi juga dapat bergerak dibidang perikanan hingga peternakan.